Rabu, 28 Januari 2009

Jangan Bebani Pikiranku



Kadang aku berfikir "dapatkah aku melupakanya"
,yang terukir dalam qalbuk, sekaligus membebaniku.Bayangan itu slalu datang di seti Itulah kata-kata yang slalu membayangi pikiranku, mengalir dalam desir darahkuap aktifitas dan hari-hariku.
Ku coba sandarkan kepalaku di tembok, ku sodorkan kaki ke depan,ku hempaskan kelelahan yang menggerogoti tubuhku.Lelah letih dan capek setelah mengikuti perkuliahan hari ini.
Usahaku untuk melupakanya seakan jelas membayangi di setiap langkah dan gerakku, tak bisa kupungkiri masa SMA yang begitu suram telah kulewati, dan sekaran aku ingi menjadi orang baru,aku ingin keluar dari masa-masa kebersamaanku denganya. Sulit memang melupakanya bahkan terkadan aku pasrahkan pikiranku melayan dalam lamunanku bersamanya.
"Kaka' baru tiba.....?"tiba-iba adeku mengagetkanku.
"Ia nih,ada air putih...?"tanyaku sambil bangkit.
"Kaka istirahat saja dulu"sambil beranjak ke dapur.
Dini adalah adekku yang paling aku sayangi sekaligus pembei semangat dan motivasi di setiap sela-sela kesibukanku. Adekkulah tempat mencurahkanseluruh perasaan susah, sedih, dan senang dalam mengarungi kehidupan ini.
Usianya kini 15 thn dan termasuk anak-anak remaja yang lainya, terkadang aku khawatir akan keadaanya di sekolahsebagaimana yang aku alami dahulu.Tapi aku yakin dan bangga kepadanya karna dia termasuk anak jilbaber yang mampu jaga diri.
"Kaka capek ya...?"tanyanya mencairkan suasana di sela-sela makan malam
"Ya.......gitulah de' saeorang mahasiswa yang banyak tugas pasti kecapean"
Malam semakin larut jam dinding menujjukan pukul 23.00 ku rebahkan badangku di atas ranjang yang telah lapuk,maklum sepeninggal ayah tak ada biaya untuk menggantinya.
Gelisah dan gelisah,sudah ku bolak-balikkan badangku berharap mata ini terpejam sejenak guna melepas lelah.Tuhan dapatkah aku melupakanya, itu masa laluku tapi kenapa ku tak mampu menghilang dan menjauh dari pikiranku ini.
Tak tahu kenapa tiba-tiba air mataku menetes, ku coba mengulas kembali memori ingatanku bersama Ayah,Ibu,aku dan Dini. ku hampiri kamar adekku, ku ntatap dalam-dalam wajahnya. Merah merona melukiskan kebahagiaan dan siap menggapai cita-citanya, tapi tidak denganku, aku merasa tak mampu menahan kecemburuanku kepadanya.
Kulangkahkan kakiku ke kamar mandi, ku coba sucikan dzahirku dan menghadap Illahi dan Tahajjud.Aku yakin solusi akan masalah dan pelipur kesedihan hanya Tuhan yang mampu menyelesaikanya.
Pintaku dalam do'a hanya ampunan ke dua orang tuaku, kebahagiaan untuk adekku, dan usahaku untuk melupakanya.
Air mata pun berderai dalam geliman rinduku kepada orang tuak,sayangku kepada adekku dan penyesalan terhadap masa laluku.
"Ka' ajak Dini bercengkrama dengan Ayah dan Ibu di alam sana,,,,,,,," pintana memelas
"Makasi de' mau temani kaka'berdo'a,,,,"
Kami pun larut dalam lantunan do'a bfrharap Tuhan mengijabah do' kami,air mata pun bagaikan bah yang tumpah membasahi lahan,ku rangkul adekku sebagai tanda sayangku kepadanya dan tanggun jawabku sebagai seorang kaka kepadanya.
"Tuhan bebaskanlah aku dari belenggu pikiran tentangnya. Aku dan dia sudah engkau tlah pisahkan dengan jarak,kalau memang jodohku pertemukan aku dalam ikatan perkawinan agar tidak menjadi beban pikiran di masa yang akan datang.
Ampunilah dosa-dosa hambamu ini ya ALLAH