Selasa, 14 Juli 2009


DI SEBUAH PAGI
Di Sebuah Pagi
Kususuri pantai malam
Di antara percik embun
Reman cahaya surya
Menghias birunya lazuard
Bertebaran di ranumnya dedaunan
Tertawalah burung
Tersenyumlah alam

Angin berkesiur
Pecah di tangan
Melambai daun nyiur
Sujud di ujung kaki
Hapus jamur
Yang tersekatdalam ornamen umur
Subur tiada terukur
Di sini tempat menghapus duka lara
Tinggalkan kamus dan angka
Di sini mencoba mencari arti
Berhentilah di sini

KELABU
Hari itu berdebu
Sejarahku kelabu
Sajakku pecah berbentur keras batu
Waktu yang tak menentu
Kelabu berkencan dengan jejak langkahku


KEPADA PEJUANG MUDA
Tawa angin semerbakkan tebaran bunga
Diselipkan pada cakrawala tugasmu
Menghujam air mata
Mencipta segala dukalara
Dan kewaswasan bertaut pada ujung waktu yang lesu
Daku memanggul petir menjauh dari air mata
Derita terbenam di bawah gelombang dalam dadaku

Tumbuhkan bunga
Karena telah kuseret anyir ke luar angkasa
Tertawalah wahai tunas bangsa
Gelombang laut telah kutelang bersama
Nyinyir darah yang menganak sungai
Kini kamu hanya tinggal merangkai
Abdjad pada bintang tuk kau suguhkan pada sekawan
Pengorbanan itu
Dan memahat batu batu pualam
Agar teriakmu tak lapuk termakan zaman serta menenung kain sutra
sebagai bendera bangsamu
Yang telah bebas
Tertancap di ujung langit biru

( Sajak-sajak Ach Muzanni Anam )

0 komentar:

Posting Komentar